Sabtu, 15 November 2014
Fragmen Seorang Violinist : Pelan-pelan
Bambang Irawan
Fragmen Seorang Violinist : Pelan-pelan
Koichiro (nama samaran) berusia 7 tahun memainkan Mendelssohn violin concerto di studio Dorothy DeLay. Dalam dua minggu dia akan tampil dengan karya itu diiringi orkestra di New Jersey. Dengan diiringi piano Koichiro dengan biola mininya mengisi ruang studio dengan suara biola layaknya violinist dewasa yang mahir. Selesai memainkan DeLay memberi petunjuk selama setengah jam dua hal yang perlu diperbaiki yaitu sedikit perubahan fingering dan sarannya untuk menurunkan sedikit siku kanannya ketika down bow dan memastikan ibunya yang hadir disitu untuk memperhatikan kebiasaan baru itu. Ketika selesai Koichiro mengerluh permainannya yang terasa kurang cepat. DeLay tertawa "tapi kamu barusan main dengan tempo yang benar, lihat metronom sudah di set di tempo yang pas dan kamu berhasil memainkannya". Kemudian Dorothy DeLay memberi pelajaran berharga "Jika sesuatu terasa terlalu cepat, ingat bow bisa mengatasinya. Jika tangan kiri tidak bisa mengikuti, ekseskusi dengan perlahan. Jika kau memainkannya lebih pelan kamu bisa memainkan apapun. Ingat otak kita membutuhkan repetisi untuk melakukan sesuatu dengan lebih cepat".
Itzhak Perlman dalam tutorial internetnya memberi wejangan yang sama. Berlatih pelahan lahan. Jika kita berlatih dengan cepat maka otak kita akan cepat lupa. Jika kita berlatih pelahan otak kita meminta kesempatan untuk membangun jaringan neuron dan sinapsis baru untuk menjadi permanen. Ini membutuhkan repetisi yang diawali dengan eksekusi perlahan dulu, makin lama akan makin cepat sendiri begitu jaringan neuron sudah terbangun dari jari (tubuh kita) ke otak.
Otak kita mempunyai dua cara kerja dalam mempelajari memori. Memori bukan hanya ingatan atau hapalan melainkan juga ketrampilan baru dengan kaki, tangan, mata dan telingan kita (baca tubuh kita). Cara pertama dengan cepat dimana perubahan dramatik dalam sinapsis dan otak kita terjadi namun cepat kembali ke asalnya. Cepat cepat malah cepat lupa. Ini kita alami jika kita belajar sistem kebut semalam (SKS) menjelang ujian di sekolah. Cepat ingat cepat lupa. Kedua dengan perubahan pelahan dimana pengulangan berkala menciptakan jaringan neuron yang stabil dan lebih permanen.
Dengan pengertian kita ini mulai latihan kita dengan kesabaran otomatis. Kalau belum bisa yang memang butuh waktu. Kalau mau cepat apa mau cepat lupa juga? Untuk menyiasati potongan musik yang sulit dan terlalu cepat ya tinggal dimainkan pelan pelan. Ibarat mengancing baju, perhatikan anak kecil yang berjuang dalam mengancingkan bajunya dan kita yang dengan cepat tanpa melihat bisa mengancing baju kita. Yang terjadi adalah pelajaran mengancing baju dilakukan berulang ulang dan makin ahli makin cepat kita bisa memainkannya. Tidak ada jalan pintas. Jalan pintas bisa dilakukan untuk hal hal tertentu tapi cepat terlupakan pula. Jika kita sabar melihat anak kecil belajar berjalan, orang dewasa kadang tidak sabar dengan dirinya sendiri saat mempelajari hal baru.
Hal yang sama dengan membaca not balok. Ingat-ingat bagaimana kita dulu belajar membaca dan menulis
Salam Ng Ng Ng
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar